Sabtu, 05 Desember 2009

Ceteris paribus

Pernah dengar tentang ceteris paribus? yang aku tahu, itu adalah suatu keadaan yang dianggap tetap ketika kita mengamati suatu fenomena alam. Nah.....kalau bicara hukum alam...ceteris paribus ini bisa diangaap sama pada berbagai gejala yang sejenis. Tapi bukan itu yang mau kubicarakan disini. Aku sedang berpikir.....bahwa mengamati tingkah laku manusia, sungguh tidak bisa digeneralisir, atau menetapkan suatu kondisi yang ceteris paribus berlaku umum. Mengapa? karena tiap orang punya ceteris paribus yang unik. Tidak pernah ada keadaan ideal, atau suatu yang dianggap ideal di masyarakat bisa diterapkan pada individu. Karena, tiap orang punya qadha dan qadarnya masing-masing. Setiap orang yang dilahirkan, tidak pernah bisa memilih untuk dilahirkan oleh keluarga ningrat, atau maling, atau tukang sapu misalnya. Dia harus menerima apa yang sudah digariskan sebagai suatu yang ceteris paribus bagi dirinya. Begitu juga jika berumah tangga, punya pasangan hidup...apakah dia kaya? miskin? rajin? malas? lembut atau main pukul?..adalah kondisi-kondisi yang akan ditemukan menjadikannya ceteris paribus lain yang harus diterima. Ketika melahirkan keturunan...ada kondisi ceteris paribus lain yang juga harus diterimanya, misalnya mendapat anak laki-laki atau perempuan, normal, genius atau idiot, sehat jasmani rohani atau cacat, dan sifat-sifat yang memang dibawanya sejak lahir.
Akhirnya...untuk bisa hidup dengan damai....berarti kita harus menerima kondisi ceteris paribus yang sudah ditetapkanNYA untuk diri kita masing-masing.Dengan memahami apa kondisi ceteris paribus kita....berati kita tahu dimana kita bisa mengambangkan diri dan berjuang untuk hidup selamat dunia akhirat.

2 komentar: