Komunikasi Politik
Politik digambarkan sebagai negara dalam hubungannya dengan dinamika masyarakat. Kaspar Bluntshii dalam Cangara, 2009:270 merumuskan sebagai “Politics is the science , which endeavors to understand and comprehend the state in its conditions, in its essential nature, its various forms manifestation, its development”. Bahkan Harold D. Laswell (1972) lebih tegas menyatakan bahwa politik adalah Who gets what, when and how. artinya politik adalah siapa, memperoleh apa, kapan dan bagaimana. Jadi politik adalah ilmu tentang kekuasaan “when we speaks of the scince of politics, we mean the science of power”
politik tidak dapat dipisahkan dari pengertian kekuasaan dan manipulasi yang dilakukan oleh elite penguasa dan atau counter elite. meraka yang mendapatkan lebih dari apa yang seharusnya diterima (influential).
Nilai-nilai yang ada justru dikualifikasikan akan membawa perbedaan, pendapatan dan rasa aman bagi para elite. Jadi yang paling banyak memperoleh adalah para elite, sedangkan sisanya adalah massa.
masih menurut Lasswell, studi politik adalah studi tentang pengaruh (influence) dan
David Easton (1953) juga menyatakan bahwa studi tentang politik tidak dapat dipisahkan dari pengertian tentang : The Authoritative allocation of values. Politik adalah proses pembagian nilai-nilai dan wewenang. Dan jika hal tersebut dikaitakan dengan konsep Power dalam konteks kehidupan politik, maka power berkaitan erat dengn pembentukan dan pengambilan kebijakan otoritatif di dalam masyarakat.
Kekuasaan pada umumnya hanya bisa dijalankan sebagian besat karena terletak pada kemampuan seseorang untuk mempengaruhi tindakan-tindakan orang lain sehingga memungkinkan keputusan bisa di ambil.
Edward Banfield (1961) menyatakan bahwa political influence tidak dapat dipisahkan dari komunikasi. dalam hal ini mempengaruhi adalah kemampuan seseorangagar orang lain mau berbuat, bertindak, merasakan sesuatu sebagaimana yang diharapkan oleh seseorang.
Dari pernyataan di atas, maka poltik selalu diasosiasikan dengan aktivitas , yaitu kemampuan seseorang untuk mengatur tingkah laku seseorang dalam kondisi pertentangan atau konflik, yang mampu merangsang timbulnya suatu sikap ketidaksepakatan atau pertikaian.
3. Komunikasi Politik
Bagaimana kaitan antara komunikasi dan politik, sehingga terjadi “perkawinan” yang disebut ilmu komunikasi politik.
Komunikasi politik bisa didefinisikan dalam arti sempit dan dalam arti yang umum. Dalam arti sempit dinyatakan sebagai setiap bentuk penyampaian pesan, baik dalam bentuk lambang-lambang, maupun dalam bentuk tulisan, atau kata-kata yang terucap, ataupun dalam bentuk kata-kata yang terucapkan ataupun dalam bentuk isyarat yang mampu/dapat mempengaruhi kedudukan seseorang yang ada dalam suatu puncak struktur kekuasan tertentu.
Dan Nimmo (1989) masih mengemukakan komunikasi politik dalam arti sempit yaitu suatu komunikasi dapat dikatagorikan mempunyai nilai atau bobot politik, apabila komunikasi yang dimaksud mempunyai konsekuensi-konsekuensi atau akibat politik baik faktual maupun potensial yang mampu mengatur tingkah laku manusia di bawah kondisi pertentangan.
dalam arti luas, komunikasi politik adalah setiap bentuk atau jenis penyampaian pesan, khususnya yang bermuatan atau bernuansa politik, yang disampaikan dari suatu sumber kepada sejumlah sasaran tertentu.
Jika dilihat dari definisi tersebut, makan komunikasi politik, pasti juga melibatkan teori tentang komunikasi massa.
Batasan lain yang diberikan oleh International Encyclopedia of Communications (1989) yang dimaksud Komunikasi politik adalah setiap pesan yang disusun secara sengaja dengan tujuan untuk mendapatkan pengaruh atas penyampaian pesannya atau dengan bantuan/penggunaan power di dalam suatu masyarakat.
Denton & Woodward: Political Communication in America (1990), memberi batasan sebagai berikut: 'Pure discussion about the allocation of public resources (revenues), official authority (who is given the powerto make legal, legislative and executive decision), and official sanctions (which the state rewards or punishment)”
Dari apa yang diuraikan di atas. maka terdapat kesamaan antara komunikasi dan politik, yaitu keduanya sama-sama merupakan proses, dan keduanya sama sama melibatkan suatu pembicaraan.
Mau lanjutannya? hubungi saya via email ya.....gratis....
Susiana dewi Ratih Desember 2008
Sabtu, 05 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar